Kata kosmetik
sering dihantui dengan gambaran kebahayaan. Bagaimana tidak ?
ketika banyak orang menggunakan kosmetik untuk merubah penampilan dengan cepat
(instant), mereka sering lupa dan abai terhadap dampak negatif zat yang
digunakan. Hal-hal yang sifatnya instant memang banyak digandrungi masyarakat
saat ini. Termasuk urusan Kosmetik. Karena itu banyak kosmetik yang mengandung
zat berbahaya digunakan demi mendapatkan hasil yang cepat.
Namun seiring waktu, masyarakat di hadapkan pada dampak negatif dari zat-zat tersebut. Kebanyakan yang berdampak negatif adalah bahan kimia sintetis. Karena itu, arah kecenderungan masyarakat mulai beralih kepada kosmetik herbal. Diharapkan dengan beralih ke bahan herbal maka dampak negatif dari zat-zat tersebut bisa dieliminasi. Dari sana masyarakat bisa menemukan kosmetik herbal dan aman. Oleh karena itu, tidak aneh jika sekarang ini banyak ditemui grosir kosmetik dengan mudah.
Perbedaan Kosmetik Herbal dan Bukan
Perbedaan antara kosmetik herbal dan bukan terletak
pada bahan bakunya. Bila bahan baku kosmetik tersebut berasal dari tanaman
alami (Herbal : tidak berkayu (perdu)) bukan bahan sintetis kimia maka ia bisa
disebut kosmetik herbal. Meski dalam proses dan hasil akhirnya bisa saja melibatkan
atau menjadi bahan kimia tertentu.
Bahan baku alami ini secara umum memang aman. Karena dalam suatu tanaman yang
lengkap sering terdapat penawar atas zat aktif yang dimiliki oleh tanaman
tersebut. Hal ini terlihat misalnya pada kunyit. Kunyit memiliki zat yang
merugikan tubuh, namun di dalam kunyit ada pula zat yang menekan dampak negatif
tersebut.
Namun penggunaan kosmetik herbal belum tentu aman 100
%. Penggunaan yang berlebihan dan intensitas yang kuat tetap berpengaruh pada
bagian tubuh. Contoh pada buah pare. Seorang pria penderita diabetes mendadak
mengalami impotensi setelah rutin mengonsumsi buah pare untuk menurunkan gula
darahnya. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata hal itu disebabkan buah pare
yang dikonsumsi adalah mentah dan overdosis.
Mencari Kosmetik Herbal dan Aman
Efek toksik kosmetik herbal dapat dihindari jika cara
pemakaiannya benar dan sudah teruji secara praklinik serta klinik. Selain itu,
standardisasi kosmetik herbal lebih tepat dilakukan jika diterapkan kaidah
“Cara yang Benar” pada proses pembibitan hingga produksi. Hingga didapatkan Kosmetik herbal dan aman. Bukan hanya
itu, pemerintah dalam hal ini BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) harus
berperan aktif dalam pengawasan. Khasiat dan keamanan kosmetik herbal harus
sudah teruji sebelum obat-obat tersebut mendapat izin edar. Oleh karena itu,
telitilah sebelum membeli serta harus pintar dan selektif dalam mengonsumsi.
Terutama terhadap kuantitas obat herbal, jenis, zat yang terkandung, dan efek
lainnya terhadap tubuh.
Untuk mencari
kosmetik yang aman digunakan, bisa didapatkan di grosir kosmetik atau grosirherbal yang menjual berbagai jenis kosmetik yang terbuat dari herbal. Sehingga
kekhawatiran konsumen dapat berkurang akan dampak negatif dari bahan
kimia sintetis dalam kosmetik yang tidak terbuat dari herbal.
0 komentar:
Posting Komentar